ILC mengenai "PKI, Hantu atau Nyata"
Gambaran umum program ILC “PKI hantu atau nyata”?
ILC merupakan salah satu program tvOne yang disiarkan secara live. ILC adalah program talkshow yang menampilkan dialog mengenai masalah hukum dann politik yang sedang hangat dipebincangkan oleh masyarakat. Dipandu oleh karni Iiyas, acara ini menghadirkan narasumber yang sangat berkompeten dalam topik yang diangkat setiap episodenya. ILC tanyang setiap hari selasa pukul 19.30-22-30 WIB”.
Diangkat tema tentang PKI ini dikarenakan banyak kontrovensi, pro dan kontra terhadap penayangan film G30SPKI. Ada yang beranggapan bahwa sejarah itu tidak perlu diabngkitkan kembali, dilain sisi ada yang menganggap bahwa generasi sekarang sekarang harus tahu sejarah kelam bangsa indonesia.
Disiarkan pada tanggal 19 september 2017, ILC mengangkat tema “PKI hantu atau nyata” ?. Adapun beberapa tokoh politik yang dihadirkan dalam bidang dialog tersebut diantaranya :
1. Djuju purwanto : Direktur LBH bang jabar
2. Uking : Aktivis pemuda pancasila
3. Alvon kurnia palma : Mantan kordinator YLBHI
4. Bejo untung : Pemimpin YPKP 1965
5. Natalius pigai : Komisioner komnas HAM
6. Aboe bakar al-habsyi : Pilitisi PKS
7. Masduki baidlowi : Wasekjen PBNU/Kabid komunikasi MUI
8. Ilham aidit : Putra almahrum DN.Aidit
9. Sukamwa sukarnoputri : Putri almarhum soekarno
10. Letjen (purn) agus widjojo : Gubernur lemhanas RI
11. Prof salim said : Guru besar ilmu politik univ. Pertahanan indonesia
12. Mayjen TNI (purn) kivlan zein : Mantan kepala staf KOSTRAD
Selain beberapa tokoh yang hadir . indonesia lawyers club juga mengundang beberapa tokoh untuk berpartisipasi dalam dialog melalui format telekonferensi :
1. Jendral gatot nurmantyo ( panglima TNI )
2. Syafi maarif ( pendiri maarif institute)
3. Jajang C.Noer ( istri Alm. Arifin C.Noer yaitu sutradara film G30SPKI.).
Pengambilan tema PKI, hantu atau nyata merupakan representasi keadaan PKI saat ini. Tema PKI hantu atau nyata ini merupakan payung besar bagi topik lain, seperti apakah seminar LBH yang katanya tentanng pelurusan sejarah 65 adalah salah satu bentuk atau upaya untuk PKI bangkit kembali, ataukah memang PKI selama ini masih ada namu tak terwujud?
Pada pembukaan program ILC “PKI, hantu atau nyata.? Telah dijelaskan secara implisit tema yang akan dibicarakan selama 3 jam kedepan. Pada program ini terdapat tujuh part atau segmen dengan naarasumber yang berbeda disetiap segmennya. Setiap segmen, narasumber diberikan pertanyaan yang berbeda menurut kedudukannya masing-masing. Adapun gagasan dari topik ini yaitu mengenai peristiwa yang terjadi di Lembaga Bantuan Hukum ( LBH ), isu kebangkitan PKI, keakuratan film : pengkhianatan G30SPKI dan kesaktian sejarah tahun 1965.
Berikut akan dipaparkan skema atau alur dan kontruksi dialog pada program ILC episode “PKI, hantu atau nyata”?. Dibawah ini akan dijabarkan sub topik program yang terbagi menjadi tujuh part.
Part I
Pada awal program ditampilkan cuplikan dari film “pengkhiantan G30SPKI” kemudiann ditampilkan pula pernyataan dari jendral TNI Gatot Nurmantyo yang panglima TNI ini sebabagai pelopor untuk menonton film G30SPKI yang menuai pro dan kontrak. Dibubarkanya seminar LBH yanng terjadi pada tanggal 16 september juga dinyatakan sebagai pembuka program termasuk komentar dari mentri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly. Disegmen pertama ini juga dibuka oleh Floe Band dengan menyanyikan lagu ciptakaan Marzuki, “Gugur Bunga”, ini dimaksud untuk mencairkan suasana.
Part II
Pada sesi kedua ini dilanjutkan narasumber pada dialog kedua ini yaitu Bejo utung selaku pimpinan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YKPK) 1965, dan Natalius Pigai selaku komisioner Komnas HAM. Bejo untung yang dalam hal ini mengaku sebagai korban 65 mengatakan bahwa tidak ada diskusi apapun pada seminar LBH malam itu. Dan terkait dengan isu kebangkitan PKI, bejo untung membantah bahwa tidak ada rencana dan tidak ada keinginan PKI akan bangkit kembali.
Part III
Dialog pada segmen ketiga ini Karni Iilyas mengundang jendral Gatot Nurmantyo sebagai narasumber melalui format telekonferensi. Pembahasan dalam dialog ini mengenai film kebangkitan G30SPKI yang mengenai pro dan kontrak, serta isu kebangkitan PKI.
Aboe Bakar Al-Habsy juga menjadi narasumber dalam dialog. Ditanya mengenai apakah PKI akan kembali bangkit? Aboe bakar menjawab “ sangat( biarpun didunia komunis sudah hilang, dia tetap ada walaupun seperti hantu”.
Durasi pada segmen ketiga merupakan yang paling singkat dibandingkann segmen yang lainnya.
Part IV
Pada dialog ke empat ini diawali oleh Masduki Baidlowi yang menjelaskann tentang bentrok antara PKI dan Nahdatul Ulama (NU). Kemudian melalui telekonferensi, ILC mengundang Syafi’i Ma’rif untuk bergabung dalamm dialog.
Part V
Dalam dialog kelima ini membahas tentang kebenaran film G30SPKI dan kebenaran sejarah berdasarkan saksi, Ilham Aidit dan Kivlan Zein yanng dalam hal ini adalah saksi dari sejarah GESTAPU, mengungkapkan pendapat pada peristiwa yang mereka alami dan saksikan pada zaman itu. Pada segmen ke kelima ini suasana sedikit memanas, dalam tuturnya Kivlan Zein menyoroti kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh PKI menurut pengalamannya.
Part VI
Begabungnya Jajang C. Noer (istri Alm Arifin C. Noer)yaitu sutradara film G30SPKI sebagai narasumber melalui telekonferensi mengatakan bahwaa suaminya tidak mungkin mengerjakan sesuatu yang tidak diyakininya. Ia juga mengungkapkan bahawa suaminya tidak menyangka bahwa film G30SPKI itu akan dijadikan sebagai propaganda.
Part VII
Pada segmen terakhir ini membahas mengenai solusi untuk menyelesaikan dendam sejarah. Mengenai pelurusan sejarah, Letjen (purn) Agus Widjojo selaku Gubernur Lemhamnas RI, mengatakan bahwa tidak ada satu orang pun dan tidak ada satu pihak pun mempunyai kewenangan mengklaim dirinya dapat meluruskan sejarah.
Dalam program ILC episode “PKI,Hantu atau Nyata”? maksud yang akan disampaikan oleh wartawan atau yang dalam hal ini Karni Ilyas sebagai pemandu acara yaitu bahwa pengkhianatan PKI betul merupakan noda hitam, dan sejarah kelam bangsa,terlepas dari pro dan kontra penayangan film G30SPKI dan isu kebangkitan PKI.
Adanya seruan nonton bareng film G30SPKI menjadi alasan diselenggarakannya seminar tentang pelurusan sejarah 65 di LBH Jakarta. Pada tahun 1998 bertepatan dengan jatuh nya masa Orde Baru, film yang menceritakan tentang kekejaman PKI sudah tak diminati lagi dan pada tahun 2017, panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo menyeru untuk nonton film tersebut agar masyarakat tak melupakan sejarah bangsa. Berangkat dari hal itu, Ilham Aidit berkomentar dengan nada tidak suka terhadap diputarnya film G30S yang menempatkan PKI sebagai pihak yang bersalah.
“kalau film itu diputar lebih banyak manfaatnya atau mudaratnya”?
Permyataan diatas mempertegas bahwa mengungkit masa kelam bangsa melalui nonton bareng film G30SPKI menjadi ketakutan tersendiri bagi para mantan keturunan, dan simpatisan PKI sehingga seminar yang katanya tentang pelurusan sejarah itu dilakukan. Yang menjadi perdebadatan adalah mengapa seminar tidak dibuka dengan menghadirkan pihak-pihak yang tidak ssepaham, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung bentrok, yang kemudian hal tersebut jelas merugikan pihak terkait.
Dalm program ini, Karni Ilyas menyampaikan pesan berupa kiasan dan ungkapan dari beberapa tokoh sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita.
Berikut ungkapan yang dikutip oleh Karni Ilyas :
“Mereka yang melupakan sejarah akan terkutuk dan mengulangi sejarah itu kembali”
“Bagi kami orang rusia, komunis itu anjing yang sudah mati, tapi bagi orang barat, komunis itu ibarat singa yang masih hidup”
“Dibawah kapitalis manusia akan mengeksploitasi manusia, dibawah komunis adalah sebaliknya alias sama saja

Komentar
Posting Komentar